Kurang darah dan darah rendah memiliki gejala awal yang sama, yaitu pusing, tubuh lemas, dan kulit pucat. Meskipun gejalanya sama, sebenarnya darah rendah dan kurang darah adalah kondisi yang berbeda. Penyebab dan cara menanganinya juga berbeda.
Kurang darah atau anemia adalah kondisi yang terjadi karena tubuh kekurangan hemoglobin. Sedangkan darah rendah atau hipotensi terjadi karena tekanan darah di dalam arteri rendah atau berada di bawah batas normal. Seseorang dinyatakan memiliki darah rendah apabila hasil pengukuran tekanan darah di bawah 90/60 mmHG.
Penyebab Kurang Darah dan Darah Rendah
Kurang darah atau anemia terjadi karena tubuh kekurangan hemoglobin. Anemia terjadi ketika kadar hemoglobin (zat merah darah) dalam tubuh berada di bawah angka normal. Angka normal hemoglobin setiap orang berbeda-beda, tergantung pada usia dan jenis kelamin. Pada wanita dewasa, angka normal hemoglobin adalah 12 -16 gram per desiliter, sedangkan pada pria dewasa adalah 13,5 – 18 gram per desiliter.
Anemia juga bisa terjadi akibat kurangnya asupan zat besi atau vitamin B12 dan asam folat. Di samping itu, anemia bisa disebabkan oleh perdarahan, kehamilan, kegagalan produksi sel darah, hingga penyakit ginjal kronis.
Darah rendah adalah kondisi yang terjadi karena tekanan darah dalam arteri lebih rendah dari angka normal. Pada saat darah mengalir melalui arteri, darah memberikan tekanan di dinding arteri, tekanan itu yang dinilai sebagai patokan ukuran kekuatan aliran darah atau disebut tekanan darah. Tekanan darah yang terlalu rendah menyebabkan terhambatnya jumlah darah yang mengalir ke otak dan organ vital lainnya, seperti ginjal. Kondisi ini mengakibatkan munculnya gejala seperti kepala terasa ringan, pusing, tubuh terasa goyah, bahkan kehilangan kesadaran. Beberapa kondisi bisa menjadi penyebab hipotensi, misalnya kekurangan cairan tubuh, kehamilan, perdarahan, diabetes, hingga gangguan hormon tiroid.
Penanganan darah rendah bisa berbeda-beda, tergantung pada penyebab. Secara umum, darah rendah bisa ditangani dengan banyak minum air putih, konsumsi makanan sehat, dan rutin berolahraga. Bila diperlukan, pengidap darah rendah harus mengonsumsi obat-obatan tertentu atau mendapatkan tindakan medis.
Pengobatan untuk Kurang Darah dan Darah Rendah
Anemia atau kurang darah bisa diketahui dengan mengukur hemoglobin dengan menggunakan Hb meter. Sedangkan untuk mengetahui seseorang mengalami darah rendah, perlu dilakukan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter.
Jika anda positif mengalami kurang darah, dokter mungkin akan memberikan suplemen zat besi atau vitamin B12 dan asam folat, tergantung jenis anemia yang kamu alami. Sedangkan jika mengalami darah rendah, dokter akan menganjurkan kamu beristirahat yang cukup, menghindari minuman berkafein dan alkohol, serta konsumsi makanan dalam porsi kecil, tapi sering. Obat-obatan juga bisa diresepkan kepada pengidap hipotensi untuk menambah jumlah darah atau mempersempit arteri supaya tekanan darah meningkat.
Perlu anda waspadai, salah dalam mengenali kondisi kurang darah dan darah rendah bisa berakibat pada kesalahan dalam pengobatan. Banyak pengidap hipotensi mengonsumsi zat besi untuk mengatasi padahal cara ini tidak tepat. Sembarangan dalam pengobatan dapat memicu timbulnya masalah kesehatan lain.